ENGINE
CONTROL
Sistem kontrol mesin pesawat terbang dibuat di sekitar Engine Control Authority Digital (FADEC) sistem. Ini berfungsi sebagai penghubung antara A / C dan mesin kontrol dan memantau komponen. Sistem FADEC dari masing-masing mesin terdiri dari dual channel elektronik Control Unit (ECU), dengan sekelilingnya yang terkait. ECU adalah komputer dari sistem FADEC dan terletak di kipas mesin
Mengenal FADEC Sistem
FADEC (Full Authority Digital Engine Control) adalah sebuah system yang mengontrol secara menyeluruh operasional engine dalam merespon perintah (command inputs) dari pesawat (cockpit). Dan juga memberikan informasi ke pesawat ( flight deck indication) termasuk informasi kondisi engine.
FADEC (Full Authority Digital Engine Control) adalah sebuah system yang mengontrol secara menyeluruh operasional engine dalam merespon perintah (command inputs) dari pesawat (cockpit). Dan juga memberikan informasi ke pesawat ( flight deck indication) termasuk informasi kondisi engine.
Fungsi lain ;
- Mengontrol 2 ‘thrust lever interlock selenoids’
- Mengontrol
manajemen daya,
- Variable
Valve Bleed (VBV) kontrol,
- Variabel
Stator Vane (VSV) kontrol,
- Transient
Bleed Valve (TBV) kontrol,
- Pengaturan
kontrol bahan bakar,
- Kontrol
Tekanan Tinggi Turbin Active Izin
(HPTACC),
- Tekanan
Rendah Turbin Active Izin Control (LPTACC),
- Data
perawatan mesin,
- autothrust,
Engine termodern sa’at ini umumnya sudah menggunakan FADEC system, untuk membahas lebih rinci lagi kita ambil contoh FADEC system pada engine CFM56 – 7B
•
Electronic Engine Control (EEC), yang berisi dua komputer yang
identik, yaitu channel A dan channel B.
EEC
berfungsi untuk mengontrol ,menghitung dan monitoring kondisi engine secara
elektronik .
•
Hydro-Mechanical Unit (HMU), yang mengubah sinyal listrik dari EEC
menjadi tekanan hidrolik untuk menggerakan valves dan
actuators engine.
•
Komponent pendukung lainnya seperti valves, actuators dan sensors yang
digunakan untuk control dan monitoring.
Sistem
FADEC adalah suatu alat tes terpadu (Bite). Ini dapat melakukan tes sendiri
dan mendeteksi kesalahan/kelainan internal dan juga eksternal. Hal
ini dibangun atau di design dengan dua saluran/channel . Semua control inputs
adalah ganda/dual . Valves dan actuators dilengkapi dengan dua sensor
untuk menyediakan EEC dengan feedback signals. Beberapa indikasi
parameter di-share dan semua parameter monitoring adalah tunggal/single.
CCDL
Untuk
meningkatkan kehandalan sistem, semua entri dari satu channel dibuat
available untuk yang lain, melalui CCDL(Cross Channel Data Link). Hal ini
memungkinkan dua channel untuk tetap beroperasi bahkan jika salah satu dari
kedua channel tersebut fail.
Aktif / Stanby
Kedua
saluran/channel, A dan B adalah identik dan permanen operasional, tetapi mereka
beroperasi secara independen satu sama lain. Kedua channel selalu menerima
inputs dan memprosesnya, tetapi hanya satu channel yang mengontrol yang
disebut active channel, mengirimkan output commands. Dan yang lain disebut
Stanby-channel.
Channel selection and fault strategy
Aktif dan
standby channel dilakukan pada EEC power-Up dan selama operasi. Sistem
BITE mendeteksi dan mengisolasi kegagalan, atau kombinasi dari kegagalan, untuk
menentukan ‘health status’ dari channel dan mengirimkan maintenance data ke
pesawat. Aktive dan stanby channel berdasarkan perhitungan dari
kedua health status-nya. Channel yg terbaik/healthiest dipilih sebagai
Channel aktif. Ketika dua saluran/channel memiliki status yang sama (equal
health status), aktif atau stand by dipilih pada setiap engine start,
jika N2 lebih besar dari 10.990 rpm sa'at running sebelumnya.
Failsafe control
Jika active channel Fail dan tidak dapat memberikan fungsi kontrol engine, fungsi ini akan pindah ke posisi yang melindungi engine dan dikenal sebagai failsafe position.
Untuk mengontrol berbagai engine system , EEC menggunakan proses yang disebut ‘closed loop control’.
Command
EEC kemudian membandingkan Command dengan posisi
aktual dari komponen (umpan balik) dan menghitung perbedaan posisi:
Demand
Demand
EEC,
melalui Electro-Hydraulic Servo Valve (EHSV) dari HMU, mengirimkan sinyal ke
komponen (katup, aktuator) yang menyebabkan bergerak. Dengan gerakan system
valve atau actuator, EEC memberikan umpan balik dari posisi komponen. Proses
ini diulang sampai tidak ada lagi perbedaan posisi. Kecuali untuk monitoring sensor ( single ), semua sensor adalah ganda/dual
atau share. Untuk membuat semua perhitungan, masing-masing channel
menerima:
- local value
cross channel value, through the Cross Channel Data Link (CCDL) Kedua value ‘Pass’ melalui validation test program di setiap EEC channel. Maka value yang tepat untuk digunakan adalah dipilih berdasarkan validitas dari parameter. Meliputi ;
- average of both values
- local value
- cross channel value
Dalam kasus kegagalan beberapa sensor, model
value, dihitung dari parameter lain yang tersedia/selected . Ini adalah
kasus untuk parameter seperti: T25 N1, N2, PS3,, T3, FMV, VBV, VSV dan umpan
balik posisi. Untuk parameter lainnya, jika EEC tidak dapat memilih nilai yang
valid, failsafe value yang dipilih. Sebuah parameter yang hilang tidak
memberikan perubahan channel sepanjang CCDL beroperasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar